Hari Valentine atau yang lebih dikenal Valentine Day adalah
salah satu perayaan dimana sepasang kekasih merayakan rasa sayang dan cintanya.
Di Indonesia sendiri, Valentine
Day
diartikan sebagai hari kasih sayang. Konon perayaan hari valentine ini lebih
mengarah pada pengungkapan rasa sayang dan cinta terhadap pasangannya. Pada
hari valentine sang pasangan diwajibkan mengungkapkan perasaanya mungkin
melalui kata-kata cinta ataupun kata mutiara
cinta
yang sangat indah dan enak di dengar. Selain kata-kata, pasangan juga bisa
memberikan sebuah hadiah, umumnya berupa bunga, ataupun barang kesukaan sang
kekasih.
Terlepas dari kontroversi sejarahnya dalam
pandangan Islam terkait dengan Hari Valentine, tulisan ini bukan untuk membahas
itu.
Dalam pandangan penulis, Hari Valentine tak
ubahnya ibarat hari pelampiasan akan nafsu yang dikemas, disimbolisasi, dan
diungkapkan dengan berbagai cara. Pada intinya adalah bagaimana agar supaya
nafsu dapat tersalurkan dan menemukan momentum yang tepat, untuk itu Valentine ramai
(banyak yang merayakan) dan ditunggu-tunggu kehadirannya.
Nafsu
adalah suatu keinginan manusia yang tersirat di dalam pikirannya untuk
melakukan suatu tindakan yang selaras dengan kehendaknya. Nafsu ada yang baik
dan buruk. Nafsu yang baik adalah nafsu yang telah tunduk dan taat pada
perintah Allah SWT. Sedangkan nafsu buruk merupakan nafsu yang masih sulit
mengikuti perintah dari Allah SWT. Untuk itu perlu mengetahui jenis dan
simbol-simbol nafsu agar dapat melatih dan mengendalikan nafsu dengan baik.
Mengenal makna warna dalam nafsu
Menurut Syekh Muhammad
Nawawi Al-Jawi ada tujuh
tingkatan nafsu diantaranya; nafs amarah, lawwamah, mulhimah, muthmainnah,
rodhiyah, mardhiyah, dan nafs kamilah. Namun demikian penulis hanya ingin
mengajak merenungkan tentang empat tingkatan saja dengan menggunakan
simbol-simbol warna. Mulai dari nafs amarah sampai dengan muthmainnah karena 4
tingkatan pertama ini yang senantiasa kita dapati dalam kehidupan sehari-hari (bagi
orang awam). Sehingga bagi Anda pembaca yang sedang kasmaran dan ingin
ikut-ikutan merayakan Hari Valentine patut kiranya merenungkan empat simbol dibawah
ini.
Empat
simbol tersebut, tiga diantaranya senantiasa kita dapati pada rambu-rambu lalu
lintas. Bagi yang senantiasa memikirkan makna, bukan kebetulan rambu-rambu lalu
lintas itu dengan berbagai warnanya tanpa maksud dan tujuan. Warna tersebut ada
merah, kuning, dan hijau yang masing-masing penuh arti.
- Merah; pengendara pasti berhenti. Jika tidak berhenti bisa ditangkap polisi, kecelakaan, dan hal-hal lain yang berakibat buruk jika dilanggar. Merah juga kita jumpai pada larangan berhenti, larangan menyeberang, dan seterusnya.
- Kuning; dapat dimaknai sebagai kewaspadaan sebelum pengendara diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Warna Kuning banyak juga kita temukan pada rambu-rambu yang mengingatkan tentang bahaya, misalnya jalan licin, jalan berliku, dan sebagainya.
- Hijau; adalah seimbol warna pada rambu-rambu lalu lintas yang memperbolehkan pengendara melanjutkan perjalanan. Disamping itu hijau adalah simbol kesejukan, kedamaian, rindang, teduh, dan tanda kehidupan alam semesta. Dengan demikian patut kiranya kita melestarikan dan merawatnya.
- Yang terakhir adalah warna putih. Meskipun tidak ada dalam rambu-rambu, namun warna putih sebagai warna yang semua orang sepakat bahwa putih simbol dari kesucian, sumber kehidupan (sinar matahari), dan pada kaum tarekat, sufi, dan bahkan orang yang melakukan meditasi mendapati puncak dari perjalanan/ pengalaman spiritual adalah bertemunya dengan cahaya putih (QS. An-Nur: 35).
Pesan bagi perempuan dengan warna
Wahai
Anda kaum perempuan yang merayakan Valentine
day mari kita belajar dari warna tersebut di atas. Anda perempuan
hendaknyalah berhati-hati menerima hadiah berupa bunga, barang, dan
simbol-simbol lainnya yang pada intinya ungkapan dari Arjuna yang ingin
mendapatkan “cinta dan kasihmu”. Yang harus Anda perhatikan adalah warna dan
coraknya. Karena dengan warna kita tahu bagaimana Arjuna itu akan “menafsui
Anda”.
Apabila
sang Arjuna memberikan bunga/hadiah dengan warna merah, sebaiknya Anda waspada
dan segera menjahuinya (bila perlu tampar dengan keras) karena merah identik
dengan kemarahan (nafsu membara). Karena ibarat rambu-rambu lalu lintas, merah
tandanya tidak boleh dilanjutkan, harus berhenti. Dalam tingkatan ini disebut
nafsu AMARAH dengan kata lain nafsu binatang! Cirinya senantiasa merusak,
mengelabui, dusta (gombal), dan bukan cinta melainkan ini merupakan keinginan “menafsui/
merusak Anda”. Berbeda apabila simbol merah diungkapkan kepada pasangan sah (sesuai
tuntunan agama), misalnya suami-istri.
Apabila
sang Arjuna memberikan bunga/hadiah dengan warna kuning, Andapun harus
hati-hati. Karena ibarat rambu-rambu lalu lintas, kuning harus hati-hati dan
senantiasa mawas diri karena apapun bisa terjadi. Wahai para perempuan kuning
ini adalah simbol dari nafsu LAWWAMAH. Yaitu nafsu yang masih senantiasa senang
dengan kemaksiatan dan berat melakukan kebaikan. Senang bermalas-malasan, senang
makan minum (halal-haram masuk), dan berlebih-lebihan. Nafsu ini sudah tahu tentang baik dan buruk,
namun masih senantiasa memilih melakukan keburukan. Biasanya Arjuna seperti ini
istilah Jawa orang yang kapok-kapok lombok. Hari ini taubat, besok
maksiat jalan lagi. Sehingga bukan tidak mungkin Anda Perempuan akan menjadi
“Lomboknya”.
Apabila
sang Arjuna memberikan bunga/ hadiah dengan warna hijau, ingat hijau identik
dengan kesejukan, kedamaian, rindang, teduh, dst. Ibarat rambu-rambu lalu
lintas, hijau diperbolehkan jalan, dengan catatan kewaspadaan tetap
diperhatikan. Arjuna pada posisi ini ada kemungkinan berniat baik, tulus, dan
ingin menjadikan Anda perempuan pendamping hidup. Namun demikian jangan diberi
kesempatan, karena hijaupun bisa layu, kemudian merangas kemerah-merahan ibarat
musim kemarau, tandanya bisa juga masih ingin “menafsui Anda”.
Apabila
sang Arjuna memberikan bunga/hadiah dengan warna putih, sungguh ini yang dinanti-nantikan
setiap perempuan yang baik hatinya. Karena putih merupakan simbol dari sumber
kehidupan, bagai lentera, bagai sinar matahari yang menerangi semesta, bagai
air yang jernih, bagai air susu yang bermanfaat, dan Tuhan-pun menampakkan
kepada Ibrahim dengan cahaya yang luar biasa terang, membuat Ibrahim pingsan.
Namun demikian jalan ini sungguh berat untuk dilalui, kecuali yang bertawakal
kepada Allah. Sungguh Arjuna seperti ini menjadi idaman setiap perempuan yang
baik hatinya untuk dijadikan pasangan.
Simpulan
Wahai
para Arjuna, setelah kalian membaca tulisan ini hendaknyalah Anda lebih cerdas
lagi memilih simbol-simbol sebagai ungkapan cinta pada perempuan. Sekalipun
Anda yang paling tahu mau “menafsui” perempuan dengan salah satu tingkatan
nafsu yang di atas, paling tidak sebagai alat introspeksi diri, Anda berada
pada tahapan kebinatangan (nafsu) yang seperti apa.
Wahai
para perempuan, setelah membaca tulisan ini hendaknya waspadalah dengan Arjuna-arjuna
Anda yang membawa aneka hadiah dengan simbol warna diatas. Paling tidak Anda
tahu akan “dinafsui” seperti apa oleh sang Arjunanya.
Semuanya
indah dengan tuntunan dan niat karena Allah SWT. Seperti firman-Nya di dalam Al
Qur’an QS. Yusuf : 53, “Sesungguhnya nafsu itu suka mengajak ke jalan
kejelekan, kecuali (nafsu) seseorang yang mendapatkan rahmat Tuhanku”. Dengan
demikian mari mengendalikan nafsu dan mensucikan diri, agar mendapatkan rahmat
dari Allah SWT.
Akhir
kata menurut pandangan penulis tentang Hari Valentine, disamping sejarahnya
penuh dengan kejahiliyahan/ sejarah gelap gulita (baca sumber-sumber tentang
sejarah Valentine), merupakan pula momentum untuk bermaksiat bagi yang
merayakan. Sebagai pemuda harapan bangsa harus cerdas jangan kembali pada jaman
Jahiliyah, tetap turut Al-Quran dan Hadist jalan keselamatan!
Semoga
tulisan ini bermanfaat. Sekarang mari tafakkur sebenarnya kita semua berada
pada tingkatan (jeratan) nafsu yang bagaimana. Wallahu a’lam bis shawab.
Daftar
rujukan:
0 komentar:
Posting Komentar